Jumat, 19 Februari 2010

Akibat Sex Education

Syabab.Com - Sistem sekular-liberalisme di Barat telah menampakkan kerusakkannya. Sangat disayangkan, negeri kaum Muslim tidak menyadari kerusakkan sistem liberalisme tersebut dan malah mencoba memaksakan untuk diterapkan di negeri Muslim. Di Barat, anak seuisia delapan tahun telah menjadi seorang laki-laki termuda yang diinterogerasi oleh polisi atas dugaan pemerkosaan.


Daily Mail memberitakan, seorang anak laki-laki berusia delapan tahun telah menjadi seorang termuda yang akan ditanyai polisi atas dugaan pemerkosaan. Anak belia tersebut ditanyai setelah seorang gadis berusia di bawah sepuluh tahun mengklaim dirinya telah diserang anak itu.


Detektif menanyainya, tetapi mereka tak bisa menangkapnya atau tuntutan karena usianya yang masih kanak-kanak. Anak di bawah usia sepuluh tahun tidak dianggap telah mencapai usia di mana mereka dapat bertanggungjawab atas kejahatan mereka.


Aduan tersebut dibuat pada akhir tahun lalu, beberapa bulan setelah insiden tersebut diduga terjadi. Gadis itu menjalani pemeriksaan kesehatan dan diwawancarai oleh petugas spesialis.

Seorang sumber polisi mengatakan anak-anak laki-laki itu tidak akan dituntut jika dia telah berusia lebih dari tanggung jawab pidana karena tidak ada cukup bukti. Sumber menambahkan, "Ini bukan kasus tuduhan pemerkosaan oleh seorang asing. Anak-anak saling mengenal."


Petugas menyimpulkan penyelidikan mereka dengan mengatakan bahwa mereka "tidak mengambil tindakan lebih lanjut" karena usia dan kurangnya bukti.


Anak-anak Terancam di Barat

Anak laki-laki itu adalah salah satu dari 24 anak-anak berusia di bawah 10 tahun yang ditanyai oleh Kepolisian Suffok tahun lalu dicurigai atas berbagai kejahatan. Freedom and Information Act terungkap bahwa anak delapan tahun lainnya telah ditanyai tentak dugaan serangan seks terhadap seorang gadis di wilayah Ipswich.


Seorang anak berusia lima tahun, dua orang berusia enam tahun dan delapan tahun juga ditanyai tentang dugaan pelecehan rasial di daerah Lowestoft.


Polisi Suffolk juga menyelidiki dua dugaan penyerangan yang dilakukan oleh anak usia sembilan tahun dan sembilan kasus kriminal kerusakan yang disebabkan oleh anak seusia tujuh, delapan dan sembilan tahun.


Dia mengatakan, "Dalam keadaan di mana para tersangka berada di bawah usia tanggungjawab kriminla, insiden itu, seperti kejahatan lainnya adalah sepenunya diselidiki. Namun tidak dapat ditangani dengan cara penuntutuan. Dalam kasus ini, tidak akan ada aksi lebih lanjut polisi atau tanpa dakwaan terhadap pelaku karena mereka berusia di bawah sepuluh tahun."


Kyle Abdo menjadi pemerkosa termuda di Inggris yang dihukum ketika berusia 12 tahun pada tahun 2004 dan diganjar dua setengah tahun penjara karena telah memperkosa gadis sembilan tahun. Pengadilan Liverpool mendengar bagaiman Abdo saat usia 11 tahun, ia melakukan serangan selama permainan petak umpet di rumahnya. Seorang hakim membuat tuntutan.


Pada bulan Februari, anak laki-laki berusia 12 tahun di beri waktu pengawasan di Pengadilan Newscastle, setelah dia mengakui memperkosa seorang gadis berusia tujuh tahun dalam keadaan mabuk dalam permainan truth or dare.


Pemerkosaan pun telah terjadi di Gateshead pada bulan Februari 2006, setelah anak laki-laki berusia 11 tahun saat ia minum empat kaleng bir dan dua botol mini vodka.


Bagaimana di Indonesia?

Tidak jauh berbeda dengan di Barat. Akibat sekularisme, perzinahan telah marak di kalangan remaja. Bahkan baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita, seorang anak sekolah dasar di Klaten, Jawa Tengah, diduga mencabuli temannya hanya karena sering nonton film porno. Seperti dikabarkan Liputan6, tindakan yang memalukan oleh anak di bawah umur tersebut dilakukan sebanyak empat kali di kamar mandi sebuah rumah kosong.


Kepada petugas, pelaku berinisial BE mengaku, Senin (14/12), tergoda melakukan pencabulan karena sering diajak nonton film porno oleh remaja tetangganya. Tak hanya nonton film porno, BE pun dipengaruhi oleh tetangganya itu supaya mau melakukan hal serupa di film tersebut.


BE pun mencoba merayu teman sekolahnya yaitu DA yang masih duduk di kelas empat. Dengan iming-iming uang Rp 1.000, DA diajak berhubungan intim layaknya suami istri. Meski perbuatan tak layak ini dilakukan empat kali, BE hanya sekali memberi Rp 1.000 kepada DA. Selain harus menghabiskan waktunya di tahanan Markas Kepolisian Resor Klaten, BE harus berhadapan dengan tuduhan melanggar pasal 81 subsider 82 UU Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya adalah maksimal penjara selama 15 tahun.


Itu hanya satu kasus, belum lagi kasus-kasus lainnya, baik di tingkat SMP, SMA bahkan Universitas. Pergaulan bebas telah menyebabkan hancurnya sebagian generasi muda masa depan. Bila perzinahan merebak, terlebih lagi di negeri Muslim terbesar ini, betapa kemurkaan Allah sangat besar. Sungguh sangat mengerikan!


Sudah Nyata Kehancurannya, Malah Ditiru!

Generasi muda di Barat benar-benar hancur akibat sistem kapitalisme liberalisme yang tak mampu mendidik mereka menjadi generasi yang unggul dan berbudi pekerti baik. Persoalan kerusakkan dan kejahatan anak-anak telah menjadi salah satu masalah di Inggris. Sistem sosial yang rusak ditambah sistem pendidikan rusak seperti menyelipkan pendidikan seks di sekolah telah menggiring semakin menjamurnya kejahatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak-anak.


Apa yang telah kita saksikan berupa kejahatan seksual yang dilakukan oleh anak-anak di Barat menunjukkan kerusakkan akibat tantanan sistem sosial dan sistem pendidikan seks yang telah diterapkan di masayakat Barat. Semua itu menunjukkan kegagalan sistem kapitalisme Barat untuk membangun peradaban yang benar.


Sungguh sangat aneh, bila di negeri Muslim terbesar di dunia ini, mala para pemegang kebijakan mencoba memaksakan penerapan pendidikan seks melalui program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Padahal, kita telah menyaksikan kesehatan seks bukan menjadi solusi atas meningkatnya kehamilan yang tidak diinginkan. Justru sebaliknya, dari beberapa data, pergaulan bebas yang dilakukan oleh anak-anak remaja semakin meningkat.


Program KRR telah disisipkan di dalam mata pelajaran IPA - Biologi di tingkat SMP. Beberapa buku pelajaran IPA untuk kelas 3 SMP, dalam pembahasan Reproduksi, telah disisipkan pengetahuan tentang cara-cara Kontrasepsi. Bila mau jujur, kita bertanya-tanya untuk kepentingan apa sebenarnya pengetahuan kontrasepsi dan reproduksi vulgar tersebut diberikan kepada anak-anak seusia SMP? Bukankah usia mereka tidak diperkenankan untuk menikah, karena sistem yang ada telah memperlambat pernikahan pada usia dini?


Bukan hanya itu saja, disadari atau tidak, upaya perusakkan generasi muda juga telah disisipkan di dalam pembelajaran internet. Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), lagi-lagi usia SMP telah diajarkan bahasan internet. Hal tersebut menggiring anak-anak belia tersebut berselancar di dunia maya. Apa yang mereka lakukan, apakah untuk mencari informasi dan pendidikan. Hanya sedikit yang demikian. Fakta menunjukkan Indonesia termasuk negeri yang paling banyak mengakses situs-situs porno. Beberapa komputer yang disediakan di warnet pun dipenuhi dengan file-file yang merusak tersebut.


Upaya perusakkan generasi muda melalui tatanan sosial semakin nyata lagi. Tidak adanya kontrol dalam acara-acara televisi yang dipenuhi dengan adegan-adegan syahwat gentayangan di setiap rumah. Hal ini telah menggiring para remaja untuk berperilaku ala barat. Kini, diskotik telah masuk ke rumah-rumah kaum Muslim. Para remaja dan generasi Muda Muslim telah digiring untuk bergaul bebas tanpa aturan Islam. Beberapa perusahaan kapitalis telah memberikan sponsor untuk acara perusakkan generasi Muda Muslim tersebut.


Bila demikian yang terjadi, sungguh betapa besarnya tanggung jawab penguasa dan para pemegang kebijakan di negeri ini. Yakin, di akhirat kelak mereka semua akan dimintai pertanggungjawaban atas segala tindakan dan kebijakannya yang telah membiarkan rakyatnya bermaksiyat. Bukan hanya para pemegang kekuasaan yang telah membiarkan perusakkan generasi muda ini, tetapi semua pihak yang mendukung perusakkan generasi muda tersebut. Termasuk di dalamnya, para penyedia program televisi yang tak mendidik, para pembuat kurikulum pendidikan yang sekular, dan juga para sponsor yang telah memberikan biaya.


Bagi kaum Muslim, sudah saatnya kita menyadari bahwa semua terjadi akibat pemaksaan sistem kapitalisme sekularisme ke tengah-tengah kaum Muslim. Sementara Islam sebagai tatanan paripurna dari Maha Pencipta malah diinjak-injak oleh para penganutnya. Sudah saatnya, kaum Muslim bangkit termasuk generasi mudanya. Tinggalkan ide-ide rusak seperti kapitalisme, sekularisme, demokrasi dan liberalisme. Semua ide tersebut hanya layak disimpan di tong sampah. Saatnya kini, kita mengambil Islam sebagai satu-satunya aturan yang mampu membangung peradaban manusia dengan benar. Hal itu dapat terwujud di bawah naungan Khilafah Rasyidah. Insya Allah, tidak akan lama lagi segera berdiri.

++++

http://syabab.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar