Sabtu, 18 September 2010

Jika Keuangan Keluarga Terbatas

Assalamualikum, Wr, Wb‎
Begini teh, saya pernah membaca sebuah artikel disalah satu media cetak yang ‎membahas tentang masalah financial sebuah keluarga yang serba terbatas.‎
Saya ini hendak menikah secara financial serba terbatas. Apalagi saya masih baru ‎bekerja dengan penghasilan yang minim dan itupun mungkin hanya bisa mencukupi ‎kebutuhan pokok saja, sedangkan calon istri saya ini dari keluarga mampu dan selalu ‎kecukupan, dan segala kebutuhannya selalu terpenuhi secara materi.‎
Harapan saya nanti ketika sudah menikah tentunya bersama istri saya kelak bisa ‎hidup mandiri tanpa menggantungkan orang tua. Oleh karena itu bagaimana cara ‎keluarga saya nanti bisa sukses dalam masalah finansialnya, mohon penjelasannya dan ‎terimakasih atas sarannya. (Kusuma, Bali)‎

Wassalmualikum Wr, Wb.‎
Kusuma yang baik, ,, ‎
Menikah memang bukan hal yang mudah, semuanya haruslah dipertimbangkan, ‎masalah finansialpun merupakan hal yang penting juga untuk dipertimbangkan. ‎Terutamanya menjadi seorang suami, dia haruslah paham terhadap peran, tugas dan ‎kewajibannya sebagai kepala rumah tangga dengan kewajiban menafkahi istri dan anak-‎anaknya dengan usaha yang halal.‎
Nafkah adalah sesuatu yang urgen untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam ‎keluarga karena dalam hal ini bersifat asasi atau mendasar maka dengan financial yang ‎cukup bisa dikatakan keluarga akan sejahtera, namun perlu diingat bahwa nafkah yang ‎diberikan seorang suami terhadap keluarganya haruslah halal walaupun minim.‎
Anggota keluarga haruslah senantiasa mensyukuri dan merasa cukup atas riski ‎yang diberikan oleh Allah kepada keluarga tersebut. Jika suami istri tidak merasa ‎demikian, sebesar apapun pendapatan yang di dapat keluarga tersebut akan senantiasa ‎merasa kekurangan, tidak punya rasa cukup atas riski yang diberikan, so Qonaah is the ‎key to be success financial. Nah dikatakan sukses itukan, selama seseorang itu melewati ‎segala aktifitas dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang Allah perintahkan. Maka ‎kita haruslah yakin bahwa Allah ar Rozaq dan al Ghoni, selama manusia bisa bernafas, ‎pasti riski itu ada ‎
Kusuma yang baik, ‎
Seorang suami adalah kepala rumah tangga dengan kewajibannya menafkahi ‎keluarganya, sedangkan seorang istri pun mempunyai tugas dan perannya menjadi ibu ‎yang baik untuk anak-anaknya serta manager rumah tangganya. Seorang manager ‎pastinya harus mempunyai keahlian dalam mengatur rumah tangganya terutama dalam ‎hal finansialnya, agar sukses mengelola financialnya seorang istri harus tahu mengetahui ‎menjadi manager yang top cer dalam pengaturan keuangannya, ‎
Seorang istri haruslah mengenali tipe manager keuangan keluarga.‎
Jika seorang istri itu mempunyai tipe penghemat bukan menjadi masalah ketika kondisi ‎keungan keluarga terbatas, namun yang menjadi masalah jika istri mempunyai ‎kebiasaaan boros, maka seorang istri haruslah segara menyadari keadaan dirinya yang ‎bertipe pemboros.‎
‎ ‎ Seorang istri haruslah paham mengenai skala prioriotas mana yang menjadi ‎kebutuhan keluarga dan mana yang termasuk keinginan semata, seorang istri mustinya ‎mempunyai keahlian dalam pengelolaan keuangan misalnya membuat anggaran ‎kebutuhan keluarga , harus teliti, jeli, cermat serta punya planning program dalam ‎mengkonstruk atau menyususn anggaran keluarga dengan baik.‎
Jika seorang istri yang dulunya dari keluarga yang serba kecukupan, segala ‎kebutuhannya selama sebelum menikah dipenuhi orang tuanya, tinggal minta langsung ‎dating. Memang sulit untuk beradaptasi dengan kondisi yang berbeda dengan ‎sebelumnya, maka seorang suami bisa memberikan pemahaman kepada istri dengan ‎kondisinya agar qonaah, sabar serta mensyukuri apa yang telah diberikan Allah.‎
Kusuma yang baik,,‎
Selama istri tersebut memahami dan cerdas, InsyaAllah seorang istri akan menjadi ‎partner luar biasa untuk suaminya , seorang istri sholihah akan senantiasa mensyukuri ‎dengan gaji suami yang pas-pasan tetap taat dan patuh kepada suami selama tidak ‎melanggar aturan Allah, jika suami mengijinkan seorang istri bisa membantu suami ‎mencarikan informasi pekerjaan lain atau seorang istri boleh mnecoba usaha tambahan ‎untuk membantu menyokong ekonomi keluarga asalkan istri tidak mengabaikan peran ‎utamanya sebagai ibu dan manager rumah tangganya.‎
Yach…semoga Allah senantiasa memudahkan dan meridhoi selama kita benar-‎benar ikhlas dalam melakukan segala aktifitas dengan penuh ketaqwaan.‎
Wallahu alam bi showab.‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar