Assalamualikum, Wr, Wb
Begini teh, saya pernah membaca sebuah artikel disalah satu media cetak yang membahas tentang masalah financial sebuah keluarga yang serba terbatas.
Saya ini hendak menikah secara financial serba terbatas. Apalagi saya masih baru bekerja dengan penghasilan yang minim dan itupun mungkin hanya bisa mencukupi kebutuhan pokok saja, sedangkan calon istri saya ini dari keluarga mampu dan selalu kecukupan, dan segala kebutuhannya selalu terpenuhi secara materi.
Harapan saya nanti ketika sudah menikah tentunya bersama istri saya kelak bisa hidup mandiri tanpa menggantungkan orang tua. Oleh karena itu bagaimana cara keluarga saya nanti bisa sukses dalam masalah finansialnya, mohon penjelasannya dan terimakasih atas sarannya. (Kusuma, Bali)
Wassalmualikum Wr, Wb.
Kusuma yang baik, ,,
Menikah memang bukan hal yang mudah, semuanya haruslah dipertimbangkan, masalah finansialpun merupakan hal yang penting juga untuk dipertimbangkan. Terutamanya menjadi seorang suami, dia haruslah paham terhadap peran, tugas dan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga dengan kewajiban menafkahi istri dan anak-anaknya dengan usaha yang halal.
Nafkah adalah sesuatu yang urgen untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga karena dalam hal ini bersifat asasi atau mendasar maka dengan financial yang cukup bisa dikatakan keluarga akan sejahtera, namun perlu diingat bahwa nafkah yang diberikan seorang suami terhadap keluarganya haruslah halal walaupun minim.
Anggota keluarga haruslah senantiasa mensyukuri dan merasa cukup atas riski yang diberikan oleh Allah kepada keluarga tersebut. Jika suami istri tidak merasa demikian, sebesar apapun pendapatan yang di dapat keluarga tersebut akan senantiasa merasa kekurangan, tidak punya rasa cukup atas riski yang diberikan, so Qonaah is the key to be success financial. Nah dikatakan sukses itukan, selama seseorang itu melewati segala aktifitas dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang Allah perintahkan. Maka kita haruslah yakin bahwa Allah ar Rozaq dan al Ghoni, selama manusia bisa bernafas, pasti riski itu ada
Kusuma yang baik,
Seorang suami adalah kepala rumah tangga dengan kewajibannya menafkahi keluarganya, sedangkan seorang istri pun mempunyai tugas dan perannya menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya serta manager rumah tangganya. Seorang manager pastinya harus mempunyai keahlian dalam mengatur rumah tangganya terutama dalam hal finansialnya, agar sukses mengelola financialnya seorang istri harus tahu mengetahui menjadi manager yang top cer dalam pengaturan keuangannya,
Seorang istri haruslah mengenali tipe manager keuangan keluarga.
Jika seorang istri itu mempunyai tipe penghemat bukan menjadi masalah ketika kondisi keungan keluarga terbatas, namun yang menjadi masalah jika istri mempunyai kebiasaaan boros, maka seorang istri haruslah segara menyadari keadaan dirinya yang bertipe pemboros.
Seorang istri haruslah paham mengenai skala prioriotas mana yang menjadi kebutuhan keluarga dan mana yang termasuk keinginan semata, seorang istri mustinya mempunyai keahlian dalam pengelolaan keuangan misalnya membuat anggaran kebutuhan keluarga , harus teliti, jeli, cermat serta punya planning program dalam mengkonstruk atau menyususn anggaran keluarga dengan baik.
Jika seorang istri yang dulunya dari keluarga yang serba kecukupan, segala kebutuhannya selama sebelum menikah dipenuhi orang tuanya, tinggal minta langsung dating. Memang sulit untuk beradaptasi dengan kondisi yang berbeda dengan sebelumnya, maka seorang suami bisa memberikan pemahaman kepada istri dengan kondisinya agar qonaah, sabar serta mensyukuri apa yang telah diberikan Allah.
Kusuma yang baik,,
Selama istri tersebut memahami dan cerdas, InsyaAllah seorang istri akan menjadi partner luar biasa untuk suaminya , seorang istri sholihah akan senantiasa mensyukuri dengan gaji suami yang pas-pasan tetap taat dan patuh kepada suami selama tidak melanggar aturan Allah, jika suami mengijinkan seorang istri bisa membantu suami mencarikan informasi pekerjaan lain atau seorang istri boleh mnecoba usaha tambahan untuk membantu menyokong ekonomi keluarga asalkan istri tidak mengabaikan peran utamanya sebagai ibu dan manager rumah tangganya.
Yach…semoga Allah senantiasa memudahkan dan meridhoi selama kita benar-benar ikhlas dalam melakukan segala aktifitas dengan penuh ketaqwaan.
Wallahu alam bi showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar